EKSTRAKSI MINYAK KEMIRI dengan
METODE SOXHLET
Oleh
:
PUTRI
DWI ANGGRAINI
SMK NEGERI KABUH
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
I.
JUDUL
:
EKSTRAKSI MINYAK KEMIRI dengan METODE SOXHLET
II.
TUJUAN
:
1.
Agar siswa dapat memahami cara dan penggunaan prinsip metode soxhletasi.
2.
Untuk menguji minyak kemiri secara
organoleptik dengan pengujian masa jenis, kemudian membandingkan dengan SNI
minyak kemiri.
3.
Untuk menyelesaikan ujian kompetensi
keahlian sebagai standart kelulusan.
III.
TEORI
DASAR
1. Minyak
Kemiri
a. Kemiri
Kemiri (Aleurites
moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber
minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan
termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam
perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian
walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagaivarnish
tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari
bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat dan
dikenal sebagai tung oil. Minyak lemak ialah sejenis minyak
lemak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan untuk memasak.
Beberapa minyak lemak yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit Afrika,
jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, kemiri, dan bunga matahari.
Untuk
memperoleh atau mengisolasi lipida ( minyak lemak, lemak, dan malam
/ lilin ) ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu : Pengepresan,
penggunaan pelarut, dan penggunaan panas. Untuk isolasi minyak lemak dapat
dilakukan dengan cara penggunaan pelarut dan penggunaan panas.
Minyak
kemiri merupakan minyak lemak yang memiliki banyak manfaat, baik dalam bidang
kesehatan maupun kosmetik dan industri. Selain itu, kemiri merupakan tanaman
asli Indonesia dan banyak dijumpai di daerah – daerah di Indonesia. Dalam satu
kali penanaman kemiri, masing – masing pohon akan menghasilkan sekitar 30 – 80
kg kacang kemiri, dan sekitar 15 – 20 % dari berat tersebut merupakan jumlah
minyak kemiri yang dapat dihasilkan. Minyak kemiri dapat dijadikan alternatif
bahan bakar, dan digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit.
Nama kemiri
untuk tiap daerah di Indonesia adalah : Kereh (Aceh), Hambiri (Batak), Buah
koreh (Minangkabau), Kemiri (Melayu, Jawa), Muncang (Sunda), Kameri (Bali),
Kawilu (Sumba), Sapiri (Makasar), Sakete (Ternate), Engas (Ambon), Hagi (Buru).
(Anonimb, 1997)
b.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana (L.)
Willd.
(Anonim,
2005)
c.
Kandungan Kimia
Daging
biji, daun dan akar Aleurites
moluccana mengandung
saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daging bijinya mengandung
minyak lemak. (Anonimb, 1997). Pada korteksnya mengandung tannin (Anonima,
1997).
d.
Kegunaan dan Khasiat
Daging
bijinya bersifat laksatif. Di Ambon korteksnya digunakan sebagai anti tumor
(Harini, 2000), di Jawa digunakan sebagai obat diare, sariawan dan desentri, di
Sumatera daunnya digunakan untuk obat sakit kepala dan gonnorhea. (Anonima,
1997). Minyak kemiri dibuktikan berkhasiat sebagai obat penumbuh rambut
(Julaiha, 2003).
e. Sifat kimia
fisika
Sifat kimia dan fisika minyak kemiri menurut SNI
01-4462-1998.
No.
|
Parameter
|
Persyaratan
|
1.
|
FFA (%)
|
0,10-1,50
|
2.
|
Bilangan iodine (g 12/100 g sampel)
|
136-167
|
3.
|
Bilangan penyabunan (mg KOH/g sampel)
|
184-202
|
4.
|
Warna
|
Normal
|
5.
|
Densitas (g/cm3)
|
0,9240-0,9290
|
6.
|
Indeks bias
|
1,4730-14790
|
f.
Komposisi
Komposisi
Kimia Minyak Kemiri
Asam lemak
|
Jumlah (%)
|
Asam lemak jenuh
Asam palmitat
Asam stearat
Asam lemak tak jenuh
Asam oleat
Asam linoleat
Asam linolenat
|
-
55
6.7
-
10.5
48.5
28.5
|
2.
Ekstraksi Soxhletasi
Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya atau zat pemegangnya,
dengan menggunakan suatu pelarut yang sesuai. Ekstraksi padat
–cair merupakan proses yang paling banyak ditemui di dalam usaha
mengisolir substansi berkhasiat yang terkandung di dalam bahan yang berasal
dari alam. Sifat – sifat bahan alam tersebut merupakan factor yang berperan
sangat penting terhadap sempurnanya atau mudahnya ekstraksi tersebut berlangsung.
Soxhletasi merupakan ekstraksi padat – cair yang berkesinambungan.
Ekstraksi ini biasanya dilakukan dengan suatu alat yang dinamakan Soxhlet
.(Gugule,2005)
Ekstraksi
padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan
inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik
karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika
bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi
berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.
(Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry)
Dalam
pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
adalah:
·
Tipe persiapan sampel
·
Waktu ekstraksi
·
Kuantitas pelarut
·
Suhu pelarut
·
Tipe pelarut
Adapun syarat pelarut untuk ekstraksi:
1.
Beda polaritas antara solvent dan solute kecil
2.
Titik didih rendah (minyak akan rusak pada suhu
tinggi)
3.
Mudah menguap
4.
Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah
meledak/terbakar
5.
Inert: Tidak bereaksi dengan solute
6.
Murah (terutama untuk industri)
Soxhlet ditemukan oleh Franz Ritter
von Soxhlet, seorang ahli kimia dari Jerman. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut
dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian
masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian
pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi
padatan dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon
sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan
menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa
ini disebut dengan efek sifon.
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
1.
Tinggi timbel hendaknya di bawah pipa samping tetapi
di atas sifon. Hal ini dimaksudkan agar tidak menghalangi uap pelarut yang masuk
ke dalam pendingin, dan mencegah keluarnya serbuk dari timbel.
2.
Bahan yang telah diserbuk halus dimasukkan ke dalam
timbel sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya saluran – saluran
pada penmabahan pelarut.
3.
Tinggi bahan hendaknya di bawah sifon agar bahan
tersebut dapat selalu terendam dengan pelarut.
4.
Untuk mencegah terjadinya percikan – percikan bahan
hendaknya ditutp dengan kertas saring.
5.
Jumlah pelarut yang ditambahkan adalah sedemikian rupa
sehingga labu penampung terisi cairan minimal sepertiganya.
6.
Untuk membantu proses pendidihan pada labu penmapung
ditambahkan beberapa butir batu didih.
Setelah hal – hal ditas dilaksanakan, ekstraksi dapat
dilaksanakan. Ekstraksi dihentikan apabila :
1.
Cairan yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi (
bagi suatu bahan yang disekstraksi mula – mula memberikan cairan yang berwarna
).
2.
Cairan yang tidak memberikan rasa yang sesuai denga
rasa substransi yang diekstraksi.
3.
Memberikan reaksi yang negatif bila dilakukan
reaksi identifikasi.
Keuntungan dari metode ini antara lain :
1.
Menggunakan penyari yang sedikit sebab penyari itu
jugs yang akan digunakan kembali untuk mengulang percobaan.
2.
Uap panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa
samping.
Kerugian dari metode ini, :
1. Tidak dapat
menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras.
2. Pengerjaannya
rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor untuk mmeperoleh
ekstrak kental.
3.
Distilasi
Distilasi
merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik
cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses
destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan
dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini
maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat
pendingin. Proses distilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju
kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan
air kedalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan
akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat
memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
4.
n-Heksana
a.
Sifat
Fisika dan Kimia n-Heksana CH3(CH2)4CH3
Karakteristik
|
Syarat
|
Bobot molekul
|
86,2 gram/ml
|
Warna
|
Tak berwarna
|
Wujud
|
Cair
|
Titik lebur
|
-95°C
|
Titik didih
|
69°C (pada 1 atm)
|
Densitas
|
0,6603 gr/ml pada 20°C
|
(Sumber:
Kastianti dan Amalia, 2008)
b.
Bahaya
·
Sangat mudah
terbakar dalam bentuk cairan maupun uap.
·
Menyebabkan
iritasi bila terkena mata dan kulit, juga saluran pernafasan.
·
Bahaya bagi
lingkungan.
c.
Aspek k3
·
Terhirup:
pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan
buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
·
Terkena
mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
·
Terkena
kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
·
Tertelan:
segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang
mengarahkannya, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.
IV.
ALAT
& BAHAN
a. Alat
1. Labu
alas datar 250 ml
2. Hot
plate stirer 350 W
3. Kondensor
bola
4. Penangas
5. Labu
distilasi 500 ml
6. Kondensor
liebigh
7. Aparatus
soxhlet
8. Selang
plastik
9. Neraca
digital
10. Elenmeyer
250 ml
11. Corong
gelas
12. Batang
pengaduk
13. Penjepit
14. Spatula
15. Gelas
ukur
16. Kaca
arloji
17. Termometer
18. Gelas
kimia
19. Satif
dan klem
20. Piknometer
21. Botol
semprot
22. Botol
kemasan
23. Botol
tempat pelarut bekas
24. Kertas
saring
25. Pipet
tetes
26. Cawan
porselin
27. Kawat
kasa
28. Lumpang
dan alu
b. Bahan
1. Kemiri
40 gram
2. n-Heksana
175 ml
V.
PROSEDUR
KERJA
1. Menimbang
biji kemiri sebanyak 40 gram.
2. Menghaluskan
biji kemiri dan memasukan biji kemiri yang sudah halus kedalam
selongsong/kertas saring, pastikan tidak ada kebocoran pada kertas saring.
3. Bungkusan
bahan kemiri dimasukan kedalam tabung soxhlet.
4. Labu
alas datar, soxhlet, kondensor, dan pemanasnya dipasang tegak lurus dan leher
soxhlet dijepit dengan menggunakan klem dan statif.
5. Pelarut
n-Heksana diambil sebanyak 175 ml dengan
menggunaan gelas ukur dan dimasukan labu alas datar.
6. Merakit
alat ekstraksi dan alirkan.
7. Melakukan
pengecekan alat.
8. Pemanas
atau heater dinyalakan dengan suhu 70-800C sampai pelarutnya
mendidih dan uapnya mengembun sampai menghasilkan tetesan.
9. Proses
ekstraksi dilakukan selama
2
jam.
10. Bungkusan
bahan padat diambil dan dikeringkan, kemudian ditimbang berat bubuk kemiri
keringnya.
11. Melakukan
pemurnian minyak kemiri dengan distilasi.
12. Pelarut
yang diperoleh diukur volumenya dan disimpan di botol yang sudah disediakan.
13. Memanaskan
minyak kemiri diuapkan di oven pada suhu 850C untuk menghilangkan
pelarut yang tersisa.
14. Mengukur
volume minyak kemiri.
15. Mencatat
seluruh rangkaian kegiatan.
Pengukuran masa jenis minyak kemiri
1. Menimbang
picnometer kosong.
2. Menimbang
picnometer yang berisi sampel minyak kemiri.
3. Menghitung
masa jenis minyak kemiri.
4. Membandingkan
dengan masa jenis minyak kemiri menurut SNI.
VIII. PEMBAHASAN
5.
6.
Pada praktikum kali ini yang di lakukan
ialah penarikan minyak kemiri dengan metode soxhlet. Hal pertama yang di lakukan ialah menimbang biji kemiri sebanyak 40 gram kemudian menghaluskannya menggunakan
lumpang dan alu. Fungsi untuk menghaluskan biji kemiri untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar
jadi laju reaksi lebih cepat berjalan. Kemudian kemiri halus dibungkus dengan
kertas saring agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika
diekstraksi. Bungkusan kemiri dimasukkan kedalam tabung soxhlet. Setelah itu
mengukur volume pelarut kemudian dituangkan kedalam labu alas datar. Pelarut dipanaskan sehingga menghasilkan uap. Uap
tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa
cair. Kemudian pelarut jatuh ke dalam selongsong berisi kemiri. Pelarut akan membasahi
bahan dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di
selongsong. Kemudian pelarut akan bercampur dengan bungkusan
kemiri dan mengekstrak (memisahkan/mengambil) senyawa yang kita inginkan dari
kemiri. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon
penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas datar. Ekstraksi dilakukan selama 2 jam.
7.
Setelah selesai di ekstraksi minyak
kemiri perlu melalui proses destilasi lagi untuk memisahkan pelarut dan minyak
kemirinya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ali, 2012. Ekstraksi soxhletasi.online.
·
Anonym ,2012. Devinisi kemiri.online.
·
Anonym,julaiha 2003. Kegunaan dan
khasiat kemiri. Online.
·
Anonym,2012.pengertian ekstraksi.online
·
Gugule ,2005. Pengertian
soxhletasi.online
·
lukum,astin. P. 2012. Modul praktikum
dasar - dasar pemisahan analitik.prinsip dasar ekstraksi. Gorontalo: UNG
King Casino Login | All your games online and - Community Khabar
BalasHapusLogin King Casino, หาเงินออนไลน์ Play, and Win! Login goyangfc King Casino, Play. Login King Casino, https://febcasino.com/review/merit-casino/ Play. Login King Casino, Play. Login King communitykhabar Casino, Play. Login King Casino, Play. Login King worrione Casino,